“Dermaga tersebut dipergunakan untuk menjadi jalur laut penghubung Provinsi Lampung ke Bangka Belitung (Babel) untuk mengangkut komoditas dan logisitik”
PAMUNGKAS INDONESIA.ID, LAMPUNG – Pemprov Lampung kebut rencana pembangunan darmaga Pelabuhan tanah merah di Kabupaten Mesuji sebagai transportasi air antar provinsi.
Merujuk pada perencanaan pembangunan sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Desa Sungai Sidang masuk kawasan strategis nasional.
Dermaga tersebut dipergunakan untuk menjadi jalur laut penghubung Provinsi Lampung ke Bangka Belitung (Babel) untuk mengangkut komoditas dan logisitik.
“Saat ini masih proses perbaikan dan hibah serta menunggu persetujuan Kementerian Perhubungan, ” kata Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VI Provinsi Bengkulu dan Lampung, Sigit Mintarso
Ia mengatakan Pembangunan darmaga nantinya sepanjang 100 meter, serta didukung perbaikan Ruas jalan menuju darmaga sepanjang 65 Km.
“Kalau darmaganya sampai saat ini masih melakukan pembahasan status lahan, dan dokumen perencanaan. Kemungkinan di tahun 2023 sudah jalan pembangunannya, ” ujar Sigit
Sementara, lanjut Sigit, untuk perbaikan ruas jalan dari pintu TOL Way Kenangan
menuju darmaga sudah dilakukan tahap demi tahap oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Lampung.
Informasi yang kita dapat dari BPJN, Jalan Baru-Rawajitu panjang jalan sesuai SK Menteri PUPR tahun 2022 048 = 20,30 KM ; 049 = 45,48 ; Total Panjang = 65,780.
Penanganan sampai tahun 2019 sepanjang
21,35 KM kegiatan On Going penagana dengan sumber dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) TA tahun 2020 sampai 2022 sepanjang 33,10 KM.
“Jadi sisa panjang jalan yang belum tertangani akhir tahun 2022 sepanjang
11,176 KM. Rencana penanganan tahun 2023 sepanjang 1,4 KM, prediksi yang belum tertangani akhir 2023 sepanjang 9,776 KM, ” ungkap Sigit
Sebelumnya, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung, Kusnardi belum lama ini mengatakan bahwa rencana pembangunan Dermaga Tanah Merah, Desa Sidang Muara Jaya, Kecamatan Rawajitu Utara itu bertujuan untuk mempersingkat waktu transportasi laut.
“Seperti yang kita ketahui jarak tempuh dari Bangka Belitung dan Lampung melalui transportasi laut cukup lama karena harus melalui Jakarta. Jadi dengan adanya dermaga ini bisa memotong jarak tempuh yang jauh hanya sekitar 7 jam perjalanan,” katanya.
Menurut dia, saat ini pemerintah daerah setempat tengah mempersiapkan hibah lahan bagi pembangunan dermaga tersebut.
“Sebenarnya dermaga ini sudah ada sejak dulu karena digunakan oleh tambak Dipasena, namun sudah tidak terawat. Dan proses saat ini masih dalam pengurusan hibah lahan agar bisa dibangun lebih baik,” ucapnya.
Meski saat ini belum diketahui jumlah besaran investasi dan biaya pembangunan dermaga, diperkirakan kepemilikan lahan dan dermaga akan menjadi milik negara dengan Pemerintah Provinsi Lampung sebagai pengelola.
“Kalau masalah hibah lahan selesai, kepemilikan diberikan kepada negara sementara Pemprov Lampung hanya pengelola saja. Kalau masalah lahan selesai langsung kita bangun,” ujarnya. (PI/Bay)