“Kami punya sporadik dan membayar pajak tanah itu. Maka kami patut menduga ada pihak-pihak yang diduga sengaja mau ambil keuntungan dalam persoalan ini”
PAMUNGKAS INDONESIA.ID, JAKARTA – Penggiat Sosial dari Yayasan Cinta Lampung mendampingi Nano Mugiono (41) Asep Saiful (36), Chandra Abbas dan Heri Ch Burmelli saat mendatangi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS-HAM) di Jakarta.
Kedatangan mereka guna menindaklanjuti pengaduan dalam perkara pengrusakan lahan berupa penebangan pohon pisang yang terletak di sebidang tanah seluas seluas 9.254 m2 Jl Endro Suratmin, Kelurahan Korpri Jaya, Bandarlampung.
“Kami ke KOMNAS-HAM untuk melaporkan peristiwa yang kami alami yakni dituduh merusak lahan oleh M Haeri, ” kata Nano di Gedung KOMNAS-HAM Jakarta Pusat, Kamis (05/01/2023).
Nano mengungkapkan kasus yang menimpa dirinya dan Asep tengah dalam penyidikan Ditreskrimum Polda Lampung. Baik Nano maupun Asep berharap perkara ini segera berakhir dan biasa terungkap siapa sebenarnya yang bersalah dan siapa yang diduga bermain dalam persoalan lahan tersebut.
“Kami sudah dua kali menjalani pemeriksaan di Polda Lampung ini sangat melelahkan karena kami diperiksa dengan pertanyaan yang sama berulang-ulang dan dibolak balik pertanyaannya,” timpal Asep.
Dengan kedatangan mereka ke KOMNAS-HAM, kata Asep, diharapkan dapat mengungkap dan ada titik terang sehingga didapatkan solusi. “Letih juga kami diperiksa berjam-jam oleh penyidik,” keluh Asep.
Sementara Chandra Abbas mengatakan, dirinya dan Heri Ch Burmelli (pemilik lahan), turut mendampingi Nano dan Asep untuk meminta perlindungan dari KOMNASHAM.
Menurut putra dari almarhum Abbas Hadi Sunyoto mantan Ketua DPRD Lampung ini, perkara yang dialami Nano dan Asep diduga ada unsur kriminalisasi karena keduanya tidak mengerti apapun dalam kasus yang menimpa mereka.
“Nano dan Asep ketakutan karena mereka dituduh merusak lahan oleh M Haeri yang jelas jelas statusnya menumpang di atas lahan milik Heri Ch Burmelli. Makanya keduanya datang ke KOMNAS-HAM mengadukan nasib mereka,” ujar Chandra.
Dikatakan Chandra, berdasarkan data dan dokumen yang mereka berikan kepada KOMNAS-HAM, sebenarnya ini merupakan akumulasi dari persoalan lahan yang sudah terjadi sejak dua puluh tahun lalu. Pertanyannya, kata Chandra, mengapa saat Heri Ch Burmelli melakukan aktifitas di atas lahan itu justru dipersoalkan.
“Kami punya sporadik dan membayar pajak tanah itu. Maka kami patut menduga ada pihak-pihak yang diduga sengaja mau ambil keuntungan dalam persoalan ini. Kita minta KOMNAS-HAM turun ke Bandarlampung dan respon mereka (KOMNAS-HAM) cukup bagus dan kemungkinan mereka akan turun,” tukas Chandra.
Diberitakan sebelumnya, Heri CH Burmelli pemilik lahan yang terletak di depan UIN di jalan Endro Suratmin, Kelurahan Korpri Jaya, Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung kembali menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Lampung belum lama ini.
Dirinya diperiksa masih atas perkara dugaan pengrusakan lahan oleh pelapor M Haeri. Anehnya, Heri CH Burmelli alias Heri Cihuy panggilan akrabnya dilaporkan pengrusakan diatas tanahnya sendiri.
“Ya saya sudah diperiksa lagi oleh penyidik Ditreskrimum Polda Lampung,” ungkap Heri Selasa (03/01/23).
Heri menambahkan, ada fakta terkait laporan pengrusakan lahan berupa penebangan sejumlah pohon pisang tersebut. Bahwa klaim M Haeri terkait pohon pisang yang sudah sejauh lama ditanam M Haeri itu mengada-ada.
“Saya sudah telusuri ke pak Prasudin salah satu tokoh yang dahulunya dipercaya mbah Budiharjo seorang penggarap di lahan tersebut. Kata pak Prasudin tanaman pisang itu merupakan tanaman milik mbah Budiharjo. Jadi tidak benar apa yang dikatakan Haeri,” beber Heri Cihuy.
Bahkan, kata Heri Cihuy, pak Prasudin siap dan akan membeberkan keterangan jika dibutuhkan. Pada prinsipnya Prasudin ingin agar persoalan tanah tersebut selesai dan tidak berlarut-larut. “Beliau (Prasudin) justru mendukung agar masalah lahan ini selesai. Dan beliau sendiri mengatakan siap kapanpun jika dibutuhkan,” kata Heri Cihuy.
Saat bertemu Prasudin, agar fakta keberadaan tanaman pisang itu lebih jelas siapa yang menanam, maka Prasudin menyarankan Heri Cihuy untuk menemui Sukadi anak dari Budiharjo.
“Sudah saya temui mas Sukadi, tapi nanti kita ungkapkan lagi apa yang dia sampaikan kepada saya dan tim,” tandas Heri Cihuy. (*)