“Dalam aksi tersebut, mereka membawa sejumlah spanduk berisi tulisan penolakan terhadap kenaikan BBM”
PAMUNGKAS INDONESIA.ID, LAMPUNG – Meskipun hujan mengguyur, ratusan pengemudi (driver) ojek online (ojol) tetap bertahan menggelar aksi unjuk rasa menyuarakan penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan gedung Dewan Pimpinan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung jalan Wolter Monginsidi No. 69, Kota Bandarlampung pada Kamis, (8/9/2022).
Dengan mengendarai sepeda motor (R2) dan mobil (R4), masa yang tergabung dalam aliansi Gabungan Admin Shelter Pengemudi Ojek Online (Gaspool), URC Legend , ADO, Maxim, PAS Lampung, Gasmal, Garda Lampung, berangkat dari titik Stasiun Tanjung Karang menuju ke Tugu Adipura, dan pada pukul 10.00 wib masa bergerak menuju Gedung DPRD Provinsi Lampung.
Salah satu demonstran yang merupakan koordinator aksi, Miftahul Huda mengatakan aksi para demonstran driver ojol kali ini menuntut tiga Point penting.
” Pertama kita menolak kenaikan harga BBM, yang kedua kita meminta agar transportasi online baik itu R2 ataupun R4 mendapatkan subsidi saat pembelian BBM, dan point ke tiga, kami para driver ojek online meminta agar penetapan tarif transportasi online R2 dan R3 di kembalikan ke daerah agar bisa menyesuaikan keadaan di daerah masing-masing,” ungkapnya.
Menurut dia, kenaikan BBM ini tentunya sangat memberatkan driver online, karena selama ini yang menjadi modal utama driver online adalah bensin (BBM), sedangkan bahan bakar minyak sangat berhubungan erat dengan kendaraan roda dua (R2) ataupun roda empat (R4).
” Kami sangat menolak dengan adanya kenaikan harga BBM, dengan adanya kenaikan BBM ini maka penghasilan kita tambah minus,” kata dia.
Dalam kesempatan ini, Iip sapaan akrabnya, menegaskan bila mana aspirasi para driver ojol ini tidak di dengar oleh pemerintah, maka para driver ojol ini mengancam akan melakukan aksi demonstrasi kembali dengan masa yang lebih besar. ” Kita akan demo lagi, dengan masa yang lebih besar. Kesepakatan kemarin itu diminta untuk perwakilan saja, jadi hari ini hanya perwakilan kalau memang tidak di dengar kita akan datang dengan masa yang lebih besar,” tegasnya.
Dari pantauan di lapangan, para personel kepolisian terlihat memasang kawat berduri untuk menghalau massa agar tidak masuk kedalam gedung DPRD provinsi, dan sejumlah petugas kepolisian juga siap disiagakan untuk mengawal aksi para demonstran. (PI/Sdn)